Rabu, 08 September 2010

8 September 2010 (Ramadhan hari ke 29)

Hari ini kuawali aktivitas dakwahku dengan menyampaikan materi "Menyikapi perbedaan hari raya Ied" di kuliah subuh Masjid Al Falah.

Kegiatanku hari pagi ini masih berkisar pada pembuatan brosur profil BAITULMAL AL FALAH. Karena kemarin Pak Syaiful salah dalam mencetaknya, akhirnya hari ini harus sedikit lembur untuk mencetak brosur yang akan disebar nanti malam pada acara "Santunan Anak Yatim Miskin".


Setting, nge-print hingga photo copy aku kerjakan hingga pukul 10.30 siang. Ketika ngeprint di rental komputer (jaraknya kira-kira sekitar 2 km dari masjid Al Falah), aku dapat sms dari ust. Rahmat. "Ditunggu ibu-ibu tsaqifa". Agak kelabakan juga, sebab saya kira tsaqifa sudah libur. Dengan sedikit agak ngebut di jalanan yang becek tanah trans, aku kembali dan mengajar tsaqifa.

Yang hadir cuma dua orang, tapi tetap semangat di akhir-akhir bulan Ramadhan.











Setelah acara tsaqifa, aku mulai mempersiapkan materi untuk kusampaikan pada acara "Santunan Anak Yatin" nanti malam.

Menjelang maghrib, Pak Yudhi mendatangi aku. "Tadz, sore ini berbuka di rumahku. Ibu minta kita berbuka bersama di rumah." "InsyaAlloh, tapi saya ke temapat jenengan nanti setelah sholat maghrib." jawabku. "Ya nanti saya jemput." sambung beliau.

Setelah sholat kamipun berangkat bersama ke rumah Pak Yudhi dengan mobil beliau. Ternyata di rumah Pak Yudhi sudah ngumpul banyak orang. Yang semuanya adalah kerabat Pak Yudhi yang datang dari Jakarta untuk berlebaran di Tanjung Anom.

Setelah berbuka ibunda Pak Yudhi berkata,"Tadz, ini mumpung ngumpul. Tolong diisi taushiah barang sebentar." Dengan materi "dadakan" yang ada di otak, kusampaikan taushiah tentang keutamaan orang yang memberi buka pada orang lain yang berpuasa.
(maaf tidak ada photo, karena acaranya mendadak sekali.................tidak sempat)

Malam ini adalah tarawih terakhir. Takmir menghendaki untuk ditiadakannya kultum tarawih, karena nanti langsung disambung dengan acara BMA "Santunan Anak Yatim".

Jam 08.00 malam tamu sudah mulai berdatangan.





















Acara "Santunan Anak Yatim" dimulai jam 08.15. Dengan pembawa acara Pak Abdul Aziz.
















Dilanjutkan sambutan-sambutan oleh para sesepuh kampung.








Tiba giliranku untuk menyampaikan taushiah di acara tersebut.











Hingga acara inti yaitu santunan anak yatim miskin.









































Acara diakhiri dengan do'a yang dibacakan oleh Bpk. Yasin.









Acara "Santunan Anak Yatim Miskin" selesai sekitar pukul 10.30 malam.

7 September 2010 (Ramadhan hari ke 28)

Pagi yang sejuk. Anak-anak sekolah sudah mulai libur. Masjid penuh anak-anak pagi itu. Kusampaikan materi Zakat maal - "Zakat harta simpanan" di kuliah subuh.








Sekitar jam 06.00 pagi anak-anak TPA lagi sibuk kerja bakti bersih-bersih lapangan untuk sholat Ied besok. Dengan semangatnya Ust. Rohmat memberi komando pada anak-anak.





























Hari ini, acara tsaqifa semua libur. Dari Bapak -bapak sama ibu-ibu. Kesempatan itu kugunakan untuk menyelesaikan pembuatan undangan dan segala sesuatunya untuk acara "Santunan Anak Yatim" besok.

Hingga waktu bakda asar, semua undangan sudah selesai, dari nge-print dan fotocopynya. Baik undangan untuk aparat kampung, tatangga dan undangan untuk wali anak yatim. Saat itu pula aku ikut dengan Pak Dwi Winarko untuk menyebar undangan sekaligus sillaturrahmi ke tokoh-tokoh di desa Tanjung Anom.

"Kita ke Ngumbul dulu Tadz. Di sana yang paling jauh." kata Pak Winarko. Saya ngikut aja. Ngumbul adalah nama suatu kampung yang terpisah dari Desa Tanjung Anom. Sebenarnya jaraknya tidak begitu jauh. Tapi karena melewati ladang singkong dan sawit yang sangat luas, terkesan bahwa kampung ngumbul adalah kampung yang terisolasi. Listrik-pun belum masuk di kawasan tersebut. Padahal kampung Ngumbul masih masuk Desa Tanjung Anom.

Hamparan tanaman singkong mengiringi perjalanan kami ke kampung Ngumbul.























Sesampai di Ngumbul, aku dan Pak Winarko langsung menuju ke salah satu rumah. Di rumah itulah salah satu tokoh keagamaan tinggal . Namanya Pak Subandi. Setelah ngobrol-ngobrol sesaat dan menyampaikan undangan kepada beliau sekaligus nitip undangan untuk salah satu fakir miskin di lingkungan beliau, kamipun minta pamit.








Ditengah-tengah perjalanan, tepatnya di sela-sela ladang singkong, ban motor Pak Win bocor. Yah....sabarlah. Mau dituntun perjalanan masih jauh, apalagi ini ditengah ladang. Akhirnya Pak Win memutuskan untuk tetap jalan walaupun ban kempes.

Sesampainya di Tanjung Anom, walhasil ban motor Pak Win rusak berat dan harus diganti.












Waktu maghribpun menjelang. Aku dan Pak Win kembali ke Masjid Al Falah. Banyak undangan yang belum tersebar. "Besok pagi-pagi aja. Saya sebarnya sendiri, Tadz," kata Pak Win.

Malam itu hanya kultum tarawih kegiatanku. Kusampaikan materi "Hukum meninggalkan zakat".

6 September 2010 (Ramadhan hari ke 27)

Kuliah subuh pagi itu aku masih melanjutkan materi tentang zakat maal - "Zakat perdagangan dan zakat peternakan".


Bakda subuh dilanjutkan meneruskan rapat tadi malam tentang acara BMA yang akan mengadakan "Santunan Anak Yatim". Pagi itu, alhamdulillah dengan laptop yang saya bawa, aku mulai membuat setting tentang simbol dan pembuatan surat menyurat dan keskretariatan. Maklumlah, di sini tanah trans, jadi agak jauh bila rental komputer.



Nih...simbol BMA yang disepakati pengurus.













Untuk jadwal tsaqifa, mulai hari ini mulai berkurang. Kajian tsaqifa di rumah Pak Pardi sudah mulai libur. Alasannya sudah menjelang Idul Fitri, ibu-ibu sudah sama repot. Jadi kajian tsaqifa insyaAlloh dilanjutkan bakda lebaran dengan pembimbing Bapak Syaiful.

Sedangkan untuk tsaqifa ibu-ibu di Masjid Al Falah jam 10.00 pagi masih tetap berjalan.











Bapak-bapak peserta tsaqifa bakda dhuhur-pun mulai libur hari itu dengan alasan yang sama. Maka kesempatan itu kugunakan untuk membuat brosur tentang BAITULMAL AL FALAH yang insyaAlloh akan disebarkan besok pada acara "Santunan Anak Yatim".

Hingga waktu bakda asar, saatnya TPA. Anak-anak TPA minta diajari ruqyah. Karena mereka masih penasaran dengan hal tersebut. Apalagi mereka juga sudah mendengar berita tentang meninggalnya teman mereka.

Ustadz Rahmat mengajari anak TPA tentang ruqyah.












Dan terakhir dakwahku di hari itu, yaitu menyampaikan materi Zakat maal - "Zakat pertambangan, zakat barang temuan dan zakat madu" di kultum tarawih malam itu.