Waktu subuh tiba. Ketika itu kusampaikan kuliah subuh dengan tema "Ma'rifatullah." Dan hujan kembali turun dengan lumayan deras setelahnya. Maka pagi itu hanya kumanfaatkan untuk up date blog ini.
Hingga sampai jam 10.30, hujan reda dan aku lihat banyak sekali ibu-ibu datang ke masjid yang aku tempati. Mereka datang ada yang pakai mobil, dibonceng suaminya dengan motor dan tidak jarang pula yang jalan.kaki. Saya tanya ustadz Rahmat,"Ada acara apa ni , tadz." "Saya nggak tahu, biasanya juga nggak seperti ini." Jawab ustadz Rahmat sembari sambil keluar dari kamar. Karena nggak ada kaitannya dengan kegiatanku, akhirnya aku cuek saja dan kuteruskan melototi laptop yang aku bawa.
Beberapa saat kemudian, ustadz Rahmat datang,"Pak, sudah diberitahu Pak Aziz belum kalau antum suruh ngisi ibu-ibu di masjid," kata beliau. "Pak Aziz tidak memberitahu aku, dari mana antum tahu kalau saya suruh ngisi," aku balik tanya. "Dari Mbak Ari (istri Pak Aziz),"jawabnya. MasyaAlloh ternyata yang hadir tadi adalah majelis ibu-ibu yang rutin taklim tiap bulan sekali. Sebenarnya taklim itu rutin dilaksanakan di rumah Pak Aziz, tapi dikarenakan nanti saya didaulat untuk ngisi, maka dipindahlah di masjid Al Falah. Wah....agak kelabakan juga, dimana belum mandi, belum siap-siap dan sebagainya. Untung aja, materi "Ruqyah Syar'iyyah" yang aku sampaikan di Gunung Batin masih aku ingat. Dan kusampaikanlah materi itu.
(Ma'af nggak ada photo, sebab akhwat sih.....takut ada yang marahin kalau di photo).
Hingga, taklim itu selesai waktu dhuhur. Kami sholat berjama'ah bareng suami-suami ibu-ibu tadi. Bakda sholat, para suami silaturrahmi di kamarku dan terlihatlah laptop dan modem CERIA-ku. "Tadz, bukakan internet dong, mau lihat berita nih." Apa daya tidak bisa menolak, kubukakan internet. Kamar semakin ramai, hingga ibu-ibu banyak yang manggil-manggil karena kelamaan nunggu diluar.
Hujan kembali turun setelah mereka pulang. Hingga waktu asar hujan belum reda.
Jadwalku tetap tidak berubah hari itu. Bakda asar menemani ustadz Rahmat mengajar TPA, hingga kultum tarawih. Malam itu kubawakan tema "Hakekat Syirik". Dan InsyaAlloh materi ini aku buat bersambung hingga aku dipindahkan ke daerah Gunung Batin.
Minggu, 15 Agustus 2010
14 Agustus 2010 (Ramadhan hari ke 4)
Hujan lebat terus mengguyur sejak bakda subuh, ketika kusampaikan kuliah subuh pada jama'ah yang memenuhi masjid Al Falah. Kala itu kusampaikan materi "Dan minta tolonglah dengan sabar dan sholat."
Hujan sangat deras, jadi hampir tidak aktivitas yang aku lakukan pagi itu. Hanya "ndunduli" tombol laptop untuk up date blog.
Silaturrahmi ke tokoh masyarakat
Sekitar jam 16.00 hujan reda kumanfaatkan untuk silaturrahmi ke rumah Bapak Idi Warsidi (imam masjid Al Falah). Rumah beliau kurang lebih 200 meter dari masjid.
Kami ngobrol kurang lebih satu jam. Banyak yang dibicarakan sih.... Mulai dari profil beliau, riwayat tanah trans AD ini, hingga perkembangan dakwah di wilayah ini.
Beliau adalah ketua PEPABRI Kabupaten Lampung Tengah. Beliau adalah purnawirawan dari KODAM Brawijaya Jawa Timur, dimana sebelum pensiun, beliau ditugaskan di Pasuruan. Menurut beliau, daerah TRANS AD ini merupakan daerah transmigrasi untuk purnawirawan TNI AD dari 3 KODAM saat itu, yaitu KODAM Diponegoro di Jawa Tengah, KODAM Brawijaya di Jawa Timur dan sebagian kecil dari KODAM Siliwangi di Jawa Barat. Total yang ditransmigrasikan saat itu adalah sekitar 360 kepala keluarga. Tetapi sekarang purnawirawan yang masih tersisa di daerah trans ini sekitar tidak lebih 60 orang. Banyak yang sudah meninggal di sini, tetapi sebagian juga ada yang pulang kembali ke tanah Jawa diajak oleh keluarganya.
Sehingga sekarang sebagian besar penduduk Tanjung Anom adalah keturunan dari purnawirawan-purnawirawan tersebut. Walaupun aku di tanah seberang, tapi terasa di kampung sendiri...(banyak orang Jawa dan "bahasa nasional" di daerah ini juga bahasa Jawa.).
Beliau adalah tokoh awal dari pembangunan Desa Tanjung Anom. Beliau bersama Bapak Udin Bahrudin (alm.) yang sama-sama berasal dariBandung -suami dari ibu Imas, yang masjidnya saya tempati- , bahu membahu dalam mengembangkan desa ini. Mulai dari tokoh spiritual (walaupun sekarang agak tersisih karena komitmen beliau akan sunnah dan melawan bid'ah), pemrakarsa pendirian Taman Makam Pahlawan di Desa Tanjung Anom, hingga pembangunan masjid desa Tanjung Anom.
Setelah sekitar satu jam, aku minta ijin kembali ke masjid Al Falah untuk membantu Ust. Rahmat untuk mengajar anak-anak TPA dan buka bersama di masjid.
Dan waktu tarawih pun tiba. Untuk malam ini, kubawakan materi "Perbandingan ilmu dengan harta (dunia)."
Sampai akhirnya setelah menemani anak-anak TPA tadarus malam,......go to sleep......!!
Hujan sangat deras, jadi hampir tidak aktivitas yang aku lakukan pagi itu. Hanya "ndunduli" tombol laptop untuk up date blog.
Silaturrahmi ke tokoh masyarakat
Sekitar jam 16.00 hujan reda kumanfaatkan untuk silaturrahmi ke rumah Bapak Idi Warsidi (imam masjid Al Falah). Rumah beliau kurang lebih 200 meter dari masjid.
Kami ngobrol kurang lebih satu jam. Banyak yang dibicarakan sih.... Mulai dari profil beliau, riwayat tanah trans AD ini, hingga perkembangan dakwah di wilayah ini.
Beliau adalah ketua PEPABRI Kabupaten Lampung Tengah. Beliau adalah purnawirawan dari KODAM Brawijaya Jawa Timur, dimana sebelum pensiun, beliau ditugaskan di Pasuruan. Menurut beliau, daerah TRANS AD ini merupakan daerah transmigrasi untuk purnawirawan TNI AD dari 3 KODAM saat itu, yaitu KODAM Diponegoro di Jawa Tengah, KODAM Brawijaya di Jawa Timur dan sebagian kecil dari KODAM Siliwangi di Jawa Barat. Total yang ditransmigrasikan saat itu adalah sekitar 360 kepala keluarga. Tetapi sekarang purnawirawan yang masih tersisa di daerah trans ini sekitar tidak lebih 60 orang. Banyak yang sudah meninggal di sini, tetapi sebagian juga ada yang pulang kembali ke tanah Jawa diajak oleh keluarganya.
Sehingga sekarang sebagian besar penduduk Tanjung Anom adalah keturunan dari purnawirawan-purnawirawan tersebut. Walaupun aku di tanah seberang, tapi terasa di kampung sendiri...(banyak orang Jawa dan "bahasa nasional" di daerah ini juga bahasa Jawa.).
Beliau adalah tokoh awal dari pembangunan Desa Tanjung Anom. Beliau bersama Bapak Udin Bahrudin (alm.) yang sama-sama berasal dari
Setelah sekitar satu jam, aku minta ijin kembali ke masjid Al Falah untuk membantu Ust. Rahmat untuk mengajar anak-anak TPA dan buka bersama di masjid.
Dan waktu tarawih pun tiba. Untuk malam ini, kubawakan materi "Perbandingan ilmu dengan harta (dunia)."
Sampai akhirnya setelah menemani anak-anak TPA tadarus malam,......go to sleep......!!
Langganan:
Postingan (Atom)