Kamis, 19 Agustus 2010

19 Agustus 2010 (Ramadhan hari ke 9)


Badan terasa meriang ketika alarm HP-ku berbunyi, yang menandakan sebentar lagi tuan rumah akan membangunkan untuk makan sahur. Flu…penyakit tahunan yang selalu hadir ketika bulan Ramadhan. (padahal buka dan sahurku disini sudah tidak pakai minum es…..).

Ya……Alloh, berilah aku kekuatan untuk melaksanakan tugasku hari ini.

Subuh, saat itu di depan para jama’ah kusampaikan materi tentang “Syikir kecil”. Kemudian bakda subuh, kembali kupersiapkan materi untuk kajian nanti sore bersama ikhwan-ikhwan Lampung yang direncanakan bakda asar diteruskan buka puasa.




Hingga pada pukul 10 pagi menjelang, ibu-ibu yang akan belajar tsaqifa kembali hadir di hari ke-2 pembelajaran Tsaqifa.

Ibu-ibu yang hadir, ternyata bertambah lagi 3 orang. Sehingga buku yang dahulunya tidak cukup. Sekarang……..semakin tidak cukup. Buku satu dipakai untuk dua orang, bahkan ada yang buku satu untuk 3 orang. Tapi hal itu tidak mengurangi semangat mereka yang luar biasa untuk ingin bisa membaca Al Qur’an.

“Tadz, sebenarnya masih ada tiga orang ibu-ibu lagi yang ingin ikut belajar.” Kata seorang ibu.
Agak bingung juga saya saat itu. Mau dibarengin sama halaqoh ibu-ibu ini sudah ketinggalan, kalau mau diulangi dari awal lagi, takut ibu yang lama bosan.. Kemudian mau membuat halaqoh baru, bingung ngatur waktunya.

Jam 10 pagi sudah ada ibu-ibu ini, kemudian bakda dhuhur acara tsaqifa bapak-bapak, dibuat bakda asar ada kerjaan TPA, bakda magrib tidak mungkin..lah (buka puasa) sedangkan bakda tarawih sudah ada jadwal tsaqifa bapak-bapak kloter ke dua.

Kemudian, saya tawarkan bakda subuh. Mereka ternyata keberatan. “Gimana mempersiapkan anak-anak sekolah Tadz, kalau bakda subuh..” kelakar salah seorang ibu.

Akhirnya, permasalahan itu belum ada jalan keluarnya. Toh…pesanan kekurangan buku tsaqifa juga belum datang. (Kapan pak PRODIN pusat ngirim paketnya…?)

Dan pembelajaran tsaqifa-pun dimulai hingga waktu dhuhur. Setelah sholat dhuhur dilanjutkan pembelajaran tsaqifa untuk bapak-bapak hingga pukul 14.30 waktu setempat.
Akhirnya……capek, tidur dulu sebentar, nunggu waktu asar.

Adzan berkumandang, ….aduh, badan terasa luarbiasa pegal. Apalagi pilek yang masih hadir aja dihidungku. Walau badan terasa meriang, kuberanikan diri untuk mandi…..masak mau taklim koq nggak mandi.

Hingga waktunya asar, jemputan untuk mengantarku ngisi taklim akhirnya datang. Akupun dibonceng ke sebuah masjid yang namanya “Al Islam” di Desa Bandar Sakti. Jaraknya sekitar 2 km dari masjid yang aku tempati.

“Sakit ya Tadz,” Tanya pak Prayit yang menjemput aku. Kemudian aku diberi satu botol kapsul Habbatus Sauda’. “Berapa harganya,” tanyaku pada pak Prayit yang kebetulan pak Prayit adalah penjual obat-obat herbal.  “Nggak usah, pakai aja Tadz, shodaqoh kan tidak harus pakai uang….” Jawab beliau. (Kalau gini terus……..enakan ikut PRODIN tiap tahun).

Setelah sampai di masjid, sudah menunggu banyak sekali ihkwan di sana. Dan tidak seberapa lama kusampaikanlah materi pesanan mereka “Dzowabitut Takfir”.

Agak grogi juga sih saat itu, apalagi para mad’u kelihatannya sudah seperti syeikh semua. Kemudian …bismillah…..dengan bermodalkan slide-slide yang kudapatkan dari Ust. Imtihan Asy Syafi’I (semoga Alloh selalu memberikan kebaikan kepada beliau) dan dengan modal mereka sudah memanggilku “Pak Ustadz”, kumulai acara itu.

 








 




















Acara selesai tepat sesaat sebelum adzan maghrib berkumandang. Maka kamipun berbuka bersama, dan dilanjutkan sholat maghrib berjama’ah.

Maunya habis buka aku langsung pulang untuk tarawih di masjid Al Falah di Tanjung Anom. Tapi ternyata salah seorang takmir masjid menghampiriku, “Sudah sampai sini, kami mohon ustadz untuk mau ngisi kultum di masjid ini,” pinta takmir tadi. Bukannya aku tidak bersedia ngisi kultum di masjid itu, masalahnya aku sudah buat janji dengan Pak Yudhi dkk, untuk belajar TSAQIFA bakda tarawih di masjid tempatku. Bila saya tarawih di masjid ini, sudah dapat dipastikan Pak Yudhi dkk akan pulang kembali dan menganggap aku berhalangan karena ada acara.



 













Tapi Alloh berkehendak lain, hujan turun saat itu. Maka yah….akhirnya aku sholat isak, kultum dan tarawih di masjid itu. Kusampaikan materi “Perbandingan orang berilmu dan orang tidak berilmu.”

Bakda tarawih, aku langsung mengajak salah seorang ihkwan untuk cepat-cepat mengantarkan aku kembali ke masjid Al Falah Tanjung Anom, ngejar Pak yudhi dkk yang mungkin masih berada di masjid.

Perkiraanku tidak meleset, mereka sudah pulang semua. Yang ada Cuma anak-anak TPA malam yang sedang asyik tadarus.