Rabu, 08 September 2010

7 September 2010 (Ramadhan hari ke 28)

Pagi yang sejuk. Anak-anak sekolah sudah mulai libur. Masjid penuh anak-anak pagi itu. Kusampaikan materi Zakat maal - "Zakat harta simpanan" di kuliah subuh.








Sekitar jam 06.00 pagi anak-anak TPA lagi sibuk kerja bakti bersih-bersih lapangan untuk sholat Ied besok. Dengan semangatnya Ust. Rohmat memberi komando pada anak-anak.





























Hari ini, acara tsaqifa semua libur. Dari Bapak -bapak sama ibu-ibu. Kesempatan itu kugunakan untuk menyelesaikan pembuatan undangan dan segala sesuatunya untuk acara "Santunan Anak Yatim" besok.

Hingga waktu bakda asar, semua undangan sudah selesai, dari nge-print dan fotocopynya. Baik undangan untuk aparat kampung, tatangga dan undangan untuk wali anak yatim. Saat itu pula aku ikut dengan Pak Dwi Winarko untuk menyebar undangan sekaligus sillaturrahmi ke tokoh-tokoh di desa Tanjung Anom.

"Kita ke Ngumbul dulu Tadz. Di sana yang paling jauh." kata Pak Winarko. Saya ngikut aja. Ngumbul adalah nama suatu kampung yang terpisah dari Desa Tanjung Anom. Sebenarnya jaraknya tidak begitu jauh. Tapi karena melewati ladang singkong dan sawit yang sangat luas, terkesan bahwa kampung ngumbul adalah kampung yang terisolasi. Listrik-pun belum masuk di kawasan tersebut. Padahal kampung Ngumbul masih masuk Desa Tanjung Anom.

Hamparan tanaman singkong mengiringi perjalanan kami ke kampung Ngumbul.























Sesampai di Ngumbul, aku dan Pak Winarko langsung menuju ke salah satu rumah. Di rumah itulah salah satu tokoh keagamaan tinggal . Namanya Pak Subandi. Setelah ngobrol-ngobrol sesaat dan menyampaikan undangan kepada beliau sekaligus nitip undangan untuk salah satu fakir miskin di lingkungan beliau, kamipun minta pamit.








Ditengah-tengah perjalanan, tepatnya di sela-sela ladang singkong, ban motor Pak Win bocor. Yah....sabarlah. Mau dituntun perjalanan masih jauh, apalagi ini ditengah ladang. Akhirnya Pak Win memutuskan untuk tetap jalan walaupun ban kempes.

Sesampainya di Tanjung Anom, walhasil ban motor Pak Win rusak berat dan harus diganti.












Waktu maghribpun menjelang. Aku dan Pak Win kembali ke Masjid Al Falah. Banyak undangan yang belum tersebar. "Besok pagi-pagi aja. Saya sebarnya sendiri, Tadz," kata Pak Win.

Malam itu hanya kultum tarawih kegiatanku. Kusampaikan materi "Hukum meninggalkan zakat".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar