Setelah bangun dan makan sahur, maka pada pukul 05.10 kami berangkat ke masjid untuk sholat subuh dan kulsub. Bakda sholat subuh, aku diperkenalkan oleh Bpk. H. Ci A Ni kepada para jama'ah.
Suasana taklim bakda subuh di masjid Ash Sholihin Gunung Batin.
Bakda subuh, akupun berramah tamah kembali dengan anggota takmir dan para remaja masjid, sebelum berangkat pulang ke Tanjung Anom pada pukul 06.00 waktu setempat. Aku pulang diantar oleh Ust. Endang.
Ikhwan Gunung Batin, nampang photo-photo dulu sebelum aku pulang.
Sepulang dari Gunung Batin, rencana sih mau ketemu aparat setempat seperti Lurah, Camat, atau mungkin Bupati sekalian. Tapi dapat informasi saat ini mereka sibuk dan tidak bisa ditemui. Sebab hari ini ada PILKADA Bupati di Kabupaten Lampung Tengah. Calonnya ada delapan pasang.
Maka kesempatan itu, digunakan untuk musyawarah atau mungkin sambung rasa antara aku dengan beberapa ikhwan Lampung yang saat itu ngumpul di kamarku. Kita bicara macam-macam dari kondisi daerah setempat, perkembangan dakwah, hingga penggagasan untuk pendirian lembaga pendidikan. Tidak luput pula membicarakan kemungkinan pendirian lembaga zakat, infaq dan shodaqoh di wilayah Lampung Tengah dan sekitarnya, karena para ikhwan merasa tertarik dengan majalah BAITULMAL FKAM yang saat itu saya bawa dari Pulau Jawa.
Pada musyawarah itu, diputuskan bahwa aku akan ditugaskan pula di Gunung Batin. Tetapi masih ada ketidak jelasan, berapa lama saya tugas di Tanjung Anom dan kapan akan pindah di Gunung Batin. Sementara itu pihak ikhwan di Tanjung Anom, menghendaki walaupun nanti saya pindah di Gunung Batin tetapi diharapkan pada waktu Ied agar khutbah di Desa Tanjung Anom.
Diskusi berlangsung lumayan lama, hingga berlanjut sampai bakda dhuhur. Sekitar jam 2 siang ikhwan-ikhwan pulang, dan akupun...tidur dulu...ah.
Waktu asar bangun, kemudian setelah sholat bantu-bantu Ust. Rahmat ngajari anak TPA di Masjid Al Falah - Tanjung Anom.
Nih, Ust. Rahmat in action....
Dilanjutkan buka bersama anak-anak TPA.
Si Bolang dari Tanjung Anom.
Bakda maghrib menjelang isak, kami kedatangan tamu dari Bandar Jaya. Beliau adalah aktivis dari Jama'ah Tabligh, yang saat itu sedang berkunjung ke Tanjung Anom untuk silaturrahmi ke orang tuanya. Namanya adalah Ust. Fakr Rijal. Beliau asli Padang - Sumatra Barat. Maka saat itu pula, Bpk. Idi Warsidi selaku imam masjid memohon beliau untuk mengisi kultum malam itu.
Setelah sholat tarawih, aku ditemani oleh Bpk. Syaiful (seorang tokoh masyarakat di Tanjung Anom) menemui Bapak Rukun Kampung (RK). Kami bersilaturrahmi sekitar jam 9 malam. "Apa nggak kemalaman, Pak?" Aku tanya pada Pak Syaiful. "Di sini bertamu jam segini sudah biasa, Tadz," jawab beliau. Akhirnya kami berangkat juga.
Sesampainya di rumah Bapak RK, beliau tidak ada. "Sedang tadarus," kata istrinya. Setelah itu, Pak Syaiful langsung pergi ke sebuah masjid yang terletak tidak jauh dari rumah Bapak RK. Sesaat kemudian Pak Syaiful pulang dengan seseorang yang tampak seperti seorang kyai.
Setelah berkenalan, kami-pun ngobrol dengan Bapak Sudarmuji (Pak RK) yang ditemani Bapak Syaiful. Ternyata Bapak Sudarmuji adalah seorang tokoh Nahdlatul Ulama di Desa Tanjung Anom. "Ya, nanti kapan-kapan mohon juga ngisi kultum tarawih di masjid ini," pinta Pak RK.
Bpk. Syaiful (kiri) bersama Bapak RK, Bpk. Sudarmuji (kanan).
Setelah dirasa cukup, kamipun pulang. Jam menunjukkan pukul 10.00 malam. Masjid tempatku tinggal terasa sangat sepi. Tidak ada tadarus seperti biasanya masjid-masjid di bulan Ramadhan.
Maka saat itu, kulanjutkan ngobrol-ngobrol dengan Ust. Rahmat. Yang intinya membahas bagaimana menghidupkan masjid di malam Ramadhan dengan menggiatkan anak-anak TPA yang sudah Al Qur'an utnuk tadarus di masjid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar