Hari ini, merupakan jadwalku untuk ngisi beberapa kajian di daerah Gunung Batin (sekitar 25 km dari tempatku tinggal). Kemarin Ustadz Ikrom menyampaikan bahwa ada 3 kajian yang akan diisi di sana. Untuk itu ada beberapa kajian tsaqifa yang aku liburkan di Tanjung Anom berkaitan tentang tugas dakwahku di Gunung batin.
Kuliah subuh pagi itu aku masih mengangkat tema tentang keimanan pada hari akhir. “Turunnya Isa ‘alaihis salam” adalah judul kuliah subuhku.
Hingga pada jam 07.30, aku masih menyisakan satu halaqoh tsaqifa sebelum aku berangkat ke Gunung Batin. Berangkatlah waktu itu aku ke rumah Ibu Pardi.
Karena kampung sekitar sangat sepi, dan nggak ada yang ngantar maka kuputuskan untuk jalan kaki ke rumah Bu Pardi sambil sekalian jalan-jalan dan jeprat-jepret sana-sini dengan kamera yang aku bawa.
Tanah Sumatra memang sangat subur. Di Tanjung Anom ini para penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Tanaman singkong adalah andalan mereka. Semenjak didirikannya pabrik tepung singkong di wilayah Kecamatan Lampung Tengah, perekonomian masyarakat terangkat seiring membaiknya harga singkong. Jadi, dimana-mana banyak dilihat kebun singkong.
Sesampai di rumah Bu Pardi, ibu-ibu peserta kajian tsaqifa sudah menunggu. Maka tidak ada alasan untuk tidak segera memulainya.
Kajian tsaqifa di rumah Bu Pardi selesai ketika jam menunjukka pukul 9.30. Sementara itu kajian tsaqifa jam 10.00 pagi dan bakda dhuhur aku liburkan. Karena ada informasi kalau aku segera dijemput ke Gunung Batin untuk tabligh 'amm di sana.
Aku menunggu jemputan sampai bakda dhuhur, penjemput nggak datang-datang. Hingga sekitar jam 01.30, Ustadz Ikrom datang dan mengatakan kalau beliau yang akan mengantar.
Kamipun berangkat, menyusuri jalan raya lintas timur Sumatra. Tempat yang kami tuju ternyata bukan di Masjid Ash Sholihin Gunung Batin yang selama ini diinformasikan padaku, tapi lebih jauh lagi. Kami masuk Kabupaten lain yaitu Tulang Bawang Barat - Prov. Lampung.
Hingga kami tiba di sebuah Masjid Agung di Mulya Asri, Al Munawaroh namanya. "Ustadz Abu Umar Abdillah pernah ke sini, Tadz." kata Ustadz Ikrom. Waduh........sainganku Ust. Abu Umar. "Apa nanti tabkighnya disini." tanyaku. "Ya....tapi koq masih sepi." sambut Ust. Ikrom.
Tak seberapa lama, muncul Ust. Endang. "Ayo kita berangakat," kata Ust. Endang. "Lho....ngisinya tidak di sini," tanya Ust. Ikrom. "Tidak, kita ke RK 2 Mulya Asri," sambung Ust. Ikrom.
Sekitar 10 menit perjalanan, sampailah kami di Masjid "Baitul Makmur" di daerah RK 2 Mulya Asri. "Tadz, antum sekarang keluar wilayah kerja antum," kelakar Bpk. Roni salah seorang takmir di musholla tersebut. Memang sebenarnya tugasku di Kab. Lampung Tengah, tapi nggak dilarang dakwah di Kabupaten lain ...khan ?
Tak seberapa lama, jama'ah mulai berdatangan dan tabligh-pun dimulai. Peserta lumayan banyak untuk ukuranku. Kurang lebih sekitar 70 - 80 orang dari para ikhwan dan akhwat serta penduduk sekitar masjid.
Taklim berakhir, ketika adzan maghrib menjelang. Kamipun berbuka bersama dengan hadirin yang hadir di situ.
"Tadz, nanti bakda tarawih ngisi taklim lagi, pesertanya nanti binaan rutin kita" kata Ust. Endang. Maka pada tarawih saat itu, kultum ditiadakan. Sebab agar nanti taklim bakda tarawih tidak kemalaman, mengingat peserta binaan rumahnya jauh-jauh.
"Materinya apa," tanyaku. "Agar mereka lebih semangat untuk berdakwa," kata Ust. Endang. Maka dengan modal slide-slide power point yang aku dapatkan di Training Da'i Indonesia, kajian itupun kumulai.
Malam itu aku dan Ust. Ikrom bermalam di rumah Ust. Endang. Selain karena sudah malam, di wilayah Lampung Tengah akhir-akhir ini banyak sekali perampok dan begal di malam hari. Apalagi kalau mau lebaran, jumlah kejahatan meningkat.